BABE TB – Ketua Presidium Jaringan Wartawan Anti-hoax (Jawah) Pusat Agus Sudibyo meminta dengan sangat agar media arus utama menampilkan wajah pemberitaan yang lebih bermartabat dibandingkan jejaring sosial.
“Buat teman-teman pers jangan jadi follower media sosial. Tampilkan berita yang lebih beradab dan lebih baik dibandingkan medsos,” pesannya saat penutupan diskusi Polemik Sindo Trijaya bertajuk ‘Saracen dan Wajah Medsos Kita’ di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu 26 Agustus 2017.
Ia tidak ingin apa yang terjadi selama pemilihan presiden di Amerika Serikat juga menimpa Indonesia. Dia menuturkan, ketika Donald Trump dari Republik dan Hillary Clinton dari Demokrat bertarung dalam kontes politik tertinggi di Negeri Paman Sam setahun lalu, hoax dan fakenews menjadi isu utama yang kencang sekali menyerang keduanya.
Bicara siapa yang memainkan black campaign itu, Agus percaya kedua partai melakukannya. Pasalnya yang membuat Agus prihatin, perang urat syarafnya tidak berhenti sampai di dunia nyata, tetapi massif juga di dunia maya.
Setelah pilpres dan Donald Trump terpilih sebagai suksesor Barack Obama, hoax telah meresap di benak masyarakatnya. Kemarahan ada di mana-mana, pendukung Hillary percaya Trump buruk, demikian pula sebaliknya.
Agus menggambarkan caci dan hujat tak berhenti setelah pilpres. Faktanya, masyarakat AS kini terpecah. Tragedi macam itu, kata Agus, bisa terjadi di negara yang notabenenya, adidaya dan literasi medianya tinggi.
“Nah, jangan sampai hoax dan rendahnya literasi di Indonesia memecah belah masyarakat kita. Seperti di AS, ketika masyarakat mau kembali baca media konvensional lagi, ternyata media arus utamanya juga sudah terjebak kubu-kubuan,” tuntasnya.
0 comments:
Posting Komentar