close
TRIO4D

Jumat, 01 September 2017

GP Ansor Duga Tragedi Rohingya Dikelola Pemerintah Myanmar


BABE TB - Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor (PP GP Ansor) menilai tragedi yang menimpa etnis Rohingya, di daerah Arakan, wilayah Rakhine, Myanmar sebagai tragedi kemanusiaan terparah di kawasan Asia Tenggara. GP Ansor menduga keras terdapat campur tangan negara, baik aparat militer, keamanan, kepolisian maupun pemerintahan Myanmar dalam insiden kemanusiaan tersebut.


“Terdapat pola-pola (patterns) serangan terhadap desa-desa etnis Rohingya yang memang telah ditargetkan,” ujar Wakil Sekretaris Jenderal PP GP Ansor, Mahmud Syaltout dalam laporan tertulis di Jakarta, Jumat 1 September 2017.

Mahmud menilai, tragedi Rohingya merupakan konflik geopolitik, khususnya pertarungan kuasa dan kekuasaan yang tak seimbang di daerah Arakan-Rakhine, yang dihuni mayoritas etnis Rohingya. Dugaan ini didasarkan pada perebutan secara paksa tanah dan sumber daya, khususnya minyak dan gas di wilayah-wilayah sekitarnya.
GP Ansor juga mempelajari konflik geopolitik yang sangat berdarah di daerah-daerah kaya sumber daya alam, khususnya minyak dan gas (Oil & Gas Blood) atau kutukan sumber daya (Resource Curse). Menurut Mahmud, fenomena ini bukan khas Myanmar, dan tidak hanya menimpa etnis Rohingya, tapi juga terjadi di belahan bumi lain.
“Untuk menutup operasi apropriasi kapital dan sumber daya secara menjijikkan operator-operator di lapangan membungkus dan menutupnya dengan konflik antar etnis, antar agama, antar kelompok masyarakat. Tujuannya agar akar maupun persoalan sebenarnya menjadi kabur dan tersamar,” beber dia.
Mahmud juga mengatakan GP Ansor geram atas sikap pemeluk agama lain yang moderat di Myanmar yang diam. “Aung San Sukyi, penerima Nobel Perdamaian, adalah contoh paling memuakkan dari diamnya mayoritas akan persekusi terhadap kaum minoritas di Myanmar ini,” tambahnya.
Mahmud dan GP Ansor juga meminta Pemerintah Indonesia lebih aktif bersuara dan cenderung memimpin aliansi mitra dialog dan diplomasi hak asasi manusia (Human Rights Diplomacy), serta organisasi kepemudaan dan masyarakat Indonesia lainnya, untuk melakukan aksi solidaritas kemanusiaan dan misi bantuan kemanusiaan terhadap etnis Rohingya.
“GP Ansor mengutuk keras tragedi kemanusian terhadap saudara-saudara kita etnis Rohingya di Myanmar sekaligus mengajak kita semua untuk menyatukan hati, tekad, semangat dan usaha melaksanakan ketertiban dunia. Jangan diam terhadap setiap ujaran kebencian, permusuhan dan persekusi terhadap minoritas,” pungkas Mahmud.

0 comments:

Posting Komentar