
BABE TB - Siapapun setuju jika narkotika berbahaya bagi tubuh. Apalagi peredarannya setiap hari semakin kreatif. Bahkan bukan hanya pria saja yang saat ini mengedarkan barang haram yang satu ini, wanita muda dan cantik pun mulai eksis.
Salah satunya mahasiswa dengan jurusan hukum yang memiliki 'bakat' ini, yang tidak disangka menjadi salah satu pengedar narkoba jenis ekstasi. Namun nasibnya cukup nahas, di mana ia tewas dengan perut meledak.
Ia ditemukan tewas di sebuah kamar hotel di Ibiza, setelah sebuah kantung berisi tablet ekstasi meledak di dalam perutnya. Lantas berapa banyak tablet tersebut ia telan, hingga perutnya tidak bisa menahannya?
Dikutip dari Daily Mail, Rebecca Brock, 18 tahun, ditemukan dengan genangan darah di dalam kamar hotel, setelah ia bepergian ke sebuah pesta ulang tahun seorang teman--dan ibunya percaya bahwa dia dipaksa menelan kantong berisi pil ekstasi tersebut.
Polisi Spanyol memulai penyelidikan, setelah jumlah obat Kelas A ini berada dalam tubuhnya dan membuatnya over dosis yang fatal.
Hari ini, 5 September, ibunya bernama Margarita Brock, menceritakan sebuah penyelidikan bagaimana dia percaya bahwa putrinya mungkin telah dipaksa untuk menelan kantong obat-obatan terlarang.
Ibu Brock mengungkapkan, bagaimana putrinya secara terbuka telah berbicara dengannya tentang bereksperimen dengan kokain di masa lalu, namun tidak mengira dia akan mengalaminya.
"Dia mencoba kokain dengan orang-orang yang dia kenal dan orang-orang di sekitarnya. Dia berkata kepada adiknya bahwa dia tidak menyukainya, sehingga dia tidak perlu khawatir. Dia sangat jelas tentang apa yang dia biarkan masuk ke tubuhnya dan apa yang tidak dia lakukan," ungkap Brock.
Ketika mayatnya ditemukan, keadaannya cukup mencurigakan bagi pihak kepolisian yang menyelidikinya. Apalagi ditambah keterangan ibunya, yang mengungkapkan jika ia kesulitan untuk mengkonsumsi obat-obatan.
"Dia tidak akan minum pil dengan mudah--saya tidak bisa membayangkan itu--ekstasi--masuk ke tubuhnya. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana jika seseorang yang memaksanya," tambahnya.
Ahli toksikologi Dr Stephen Morley mengatakan kepada pihak berwenang Spanyol bahwa Rebecca telah meninggal sekitar 48 jam sebelum dia ditemukan di kamarnya.
Dia mengatakan bahwa, ada jejak alkohol dan 'konsentrasi fatal' dari ekstasi yang ditemukan di tubuhnya.
"Ahli toksikologi Spanyol mendeteksi 0,54 gram per liter alkohol dalam tubuh Rebecca. Dia meninggal sekitar setengah jam dari saat (ekstasi) masuk ke aliran darahnya," Ucap Dr Stephen.
Salah satunya mahasiswa dengan jurusan hukum yang memiliki 'bakat' ini, yang tidak disangka menjadi salah satu pengedar narkoba jenis ekstasi. Namun nasibnya cukup nahas, di mana ia tewas dengan perut meledak.
Ia ditemukan tewas di sebuah kamar hotel di Ibiza, setelah sebuah kantung berisi tablet ekstasi meledak di dalam perutnya. Lantas berapa banyak tablet tersebut ia telan, hingga perutnya tidak bisa menahannya?
Dikutip dari Daily Mail, Rebecca Brock, 18 tahun, ditemukan dengan genangan darah di dalam kamar hotel, setelah ia bepergian ke sebuah pesta ulang tahun seorang teman--dan ibunya percaya bahwa dia dipaksa menelan kantong berisi pil ekstasi tersebut.
Polisi Spanyol memulai penyelidikan, setelah jumlah obat Kelas A ini berada dalam tubuhnya dan membuatnya over dosis yang fatal.
Hari ini, 5 September, ibunya bernama Margarita Brock, menceritakan sebuah penyelidikan bagaimana dia percaya bahwa putrinya mungkin telah dipaksa untuk menelan kantong obat-obatan terlarang.
Ibu Brock mengungkapkan, bagaimana putrinya secara terbuka telah berbicara dengannya tentang bereksperimen dengan kokain di masa lalu, namun tidak mengira dia akan mengalaminya.
"Dia mencoba kokain dengan orang-orang yang dia kenal dan orang-orang di sekitarnya. Dia berkata kepada adiknya bahwa dia tidak menyukainya, sehingga dia tidak perlu khawatir. Dia sangat jelas tentang apa yang dia biarkan masuk ke tubuhnya dan apa yang tidak dia lakukan," ungkap Brock.
Ketika mayatnya ditemukan, keadaannya cukup mencurigakan bagi pihak kepolisian yang menyelidikinya. Apalagi ditambah keterangan ibunya, yang mengungkapkan jika ia kesulitan untuk mengkonsumsi obat-obatan.
"Dia tidak akan minum pil dengan mudah--saya tidak bisa membayangkan itu--ekstasi--masuk ke tubuhnya. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana jika seseorang yang memaksanya," tambahnya.
Ahli toksikologi Dr Stephen Morley mengatakan kepada pihak berwenang Spanyol bahwa Rebecca telah meninggal sekitar 48 jam sebelum dia ditemukan di kamarnya.
Dia mengatakan bahwa, ada jejak alkohol dan 'konsentrasi fatal' dari ekstasi yang ditemukan di tubuhnya.
"Ahli toksikologi Spanyol mendeteksi 0,54 gram per liter alkohol dalam tubuh Rebecca. Dia meninggal sekitar setengah jam dari saat (ekstasi) masuk ke aliran darahnya," Ucap Dr Stephen.
0 comments:
Posting Komentar