BABE TB - Seorang sopir mobil van di Kota Kandy, Sri Lanka, 22 Februari lalu dianiaya oleh empat pemuda muslim karena ribut soal insiden kecelakaan. Sopir dari etnis Sinhala itu akhirnya meninggal di rumah sakit karena luka-lukanya pada Sabtu pekan lalu.
Keesokan harinya massa dari kelompok Buddha ekstremis menyerang warga muslim dan membakar toko, rumah serta sebuah masjid hingga menewaskan seorang pria. Ratusan aparat keamanan dikerahkan ke Kandy, termasuk pasukan elit pada esok harinya. Selasa lalu pemerintah menyatakan keadaan darurat dan menerapkan jam malam.
Juru bicara pemerintah Diyasiri Jayasekera mengatakan kematian pria muslim 27 tahun yang terjebak di sebuah rumah yang dibakar massa bisa memicu kekerasan di seantero Sri Lanka.
"Kami sudah memutuskan untuk menyatakan keadaan darurat buat memastikan bentrokan dan ketegangan ini tidak menyebar ke daerah lain," ujar Dayasiri Jayasekara, seperti dilansir laman the New York Times, Selasa (6/3).
Dikutip dari laman Gulf News, Sri Lanka mengalami sejarah konflik antaretnis yakni mayoritas Sinhala dan minoritas Tamil sejak era kolonial Inggris. Seperti halnya kebanyakan konflik di Asia Selatan, akar permasalahan di Sri Lanka bermulai dari sentimen antaretnis yang tumbuh sejak era kolonial Inggris. Kebijakan memecah belah membuat ketegangan merebak antara warga pribumi Sinhala dan kelompok minoritas Tamil. Sinhala mayoritas adalah Buddha sementara Tamil adalah Hindu, muslim, dan Kristen.
Ketegangan ini kian tak terkendali dan memicu terbentuknya kelompok militan Pembebasan Macam Tamil Eelam (LTTE) pada 1976. Kelompok Macan Tamil ini kemudian kerap melancarkan teror dan menyebarkan 'pembersihan etnis' di daerah yang mereka kuasai. Mereka menyerukan negara terpisah 'Eelam' meliputi wilayah di utara dan sebelah timur dari Sri Lanka.

Etnis Sinhala yang beragama Buddha merupakan kelompok mayoritas dengan populasi 75 persen dari 21 juta penduduk. Etnis Tamil hanya sekitar sepuluh persen. Namun kelompok Buddha garis keras menganggap warga muslim sebagai ancaman.
Perang saudara antara LTTE dengan pemerintah Sri Lanka merenggut ribuan nyawa dan fase akhir dari perang ini pada 2009 menewaskan sedikitnya 40 ribu orang Tamil. Selama hampir tiga dekade negara Sri Lanka dalam kondisi darurat. Pasukan pemerintah akhirnya mengakhiri perlawanan Macan Tamil pada 2009.
Bagai api dalam sekam, sejak perang berakhir, ketegangan masih meningkat antara kelompok Buddha garis keras dan minoritas muslim.
0 comments:
Posting Komentar