close
TRIO4D

Kamis, 26 September 2019

VIRAL Foto Perbandingan Fadli Zon, Fahri Hamzah: Dulu Mendemo, Sekarang Didemo

Jumat, 27 September 2019 05:27 WIB




















VIRAL Foto Perbandingan Fadli Zon, Fahri Hamzah: Dulu Mendemo, Sekarang Didemo 


Viral foto eks aktivis 98 seperti Fadli Zon, Fahri Hamzah, hingga Adian Napitupulu saat berdemo.  Sekarang, mereka didemo.


BABE TB - Media sosial masih diramaikan dengan aksi demo mahasiswa yang dilakukan di Gedung DPR RI, Selasa (24/9/2019).

Bahkan hingga Kamis (26/9/2019), masih banyak netter yang membahas demo yang terjadi serentak dan besar-besaran kemarin.

Dalam aksi tersebut, para mahasiswa menantang para eks aktivis 98 yang telah menjadi anggota DPR untuk datang menemukan mereka di depan gedung DPR.

Diketahui, sejumlah eks aktivis 98 kini melenggang ke Senayan, misalnya Fadli Zon, Fahri Hamzah, hingga Adian Napitupulu.

Di jagad Twitter, foto-foto mereka saat berdemo pada 1998 kembali muncul.

Foto yang beredar menunjukkan wajah muda aktivis 98 saat berdemonstrasi.

Foto tersebut disandingkan oleh seorang netter berakun @dianakimaulana, dengan foto terkini mereka.

"Aku yang dulu bukanlah yang sekarang," tulis @dianakimaulana dalam cuitannya.


Ada empat eks aktivis 98 dalam cuitan @dianakimaulana.

Pertama adalah Fahri Hamzah.

Dalam foto lawas, Fahri Hamzah tampak tengah berorasi di hadapan pendemo.


Fahri Hamzah dulu dan kini
Fahri Hamzah dulu dan kini

Saat gerakan reformasi 1998, Fahri merupakan Ketua Umum Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI).

Bahkan ia termasuk satu sosok yang membidani kelahiran KAMMI.

Termasuk saat Soeharto resmi mundur dari jabatannya sebagai presiden pada 21 Mei 1998.

Peristiwa bersejarah itu disaksikan oleh massa yang telah mengepung Gedung DPR melalui televisi.

Fahri Hamzah pun masih ingat apa yang terjadi saat itu.

"Sontak semuanya bersorak waktu itu. Semuanya memenuhi DPR."

"Bahkan sampai masuk ke ruangan anggota DPR," ucap Fahri 

"Termasuk kami yang dulunya ikut mengepung dan menduduki kursi di ruangan Anggota DPR," kata dia.

Kini, Fahri telah menduduki kursi DPR secara resmi dan menjabat sebagai Wakil Ketua DPR RI.





















Ia selalu terpilih sebagai wakil rakyat lewat Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dari dapil NTB selama tiga kali Pemilu.

Namun, pada Pemilu 2019, Fahri Hamzah tidak lagi mencalonkan diri sebagai anggota DPR karena ingin menyelesaikan masalahnya dengan para petinggi PKS.


Foto kedua adalah Budiman Sudjatmiko.

Budiman Sudjatmiko dulu dan kini
Budiman Sudjatmiko dulu dan kini

Pria kelahiran Cilacap ini merupakan eks aktivis 98 sekaligus politisi Partai Rakyat Demokratik (PRD).

Sejak kuliah di Fakultas Ekonomi UGM, Budiman telah aktif terlibat dalam gerakan mahasiswa.

Puncaknya pada 1996, Budiman mendeklarasikan PRD.

Nama Budiman Sudjatmiko dikenal awam ketika dituduh mendalangi gerakan menentang Orde Baru.

Ia juga dituduh bertanggung jawab dalam Peristiwa 27 Juli 1996 dalam penyerbuan kantor Partai Demokrasi Indonesia (PDI).

Budiman Sudjatmiko divonis hukuman 13 tahun penjara, tapi kemudian diberi amnesti oleh Presiden Abdurrahman Wahid pada 10 Desember 1999.

Saat ini, Budiman Sudjatmiko menjabat sebagai anggota DPR RI dari PDIP Dapil Jawa Tengah VIII.



















Budiman duduk di Komisi II yang membidangi pemerintahan dalam negeri, otonomi daerah, aparatur negara, dan agraria.

Ia juga Wakil Ketua Panitia Khusus Rancangan Undang-Undang dan telah menjabat sebagai anggota DPR pada periode 2009-2014 dan 2014-2019.

Sayangnya, di Pemilu 2019, Budiman Sudjatmiko gagal jadi anggota DPR karena suaranya tidak cukup untuk mendukungnya kembali ke Senayan.

Sosok ketiga yang dibandingkan adalah Fadli Zon.


Fadli Zon dulu dan kini

Fadli Zon dulu dan kini

Pria yang kini duduk sebagai Wakil Ketua DPR ini juga eks aktivis 98.

Selain itu, saat Reformasi 98, Fadli Zon juga telah menjalin keakraban dengan Fahri Hamzah.

Hal ini terlihat dalam foto yang diunggah Fahri Hamzah pada 2018.

Saat itu, mereka berdiskusi di Institute for Policy Studies (IPS) bersama para Ketua BEM pada akhir April 1998 tentang Agenda Reformasi Politik.


Setelah era reformasi, Fadli ikut mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan kini menjabat sebagai wakil ketua.

agai wakil ketua.

Ia terpilih sebagai anggota dewan dari Dapil Jawa Barat V.

Saat pemilihan pimpinan DPR, ia didukung oleh fraksi yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih, yakni Partai Golkar, Partai Gerindra, PKS, PAN, dan PPP, ditambah Fraksi Partai Demokrat.

Adapun empat parpol lainnya memilih walk out, yakni PDI Perjuangan, PKB, Partai Hanura, dan Partai Nasdem.

Sosok terakhir yang dibandingkan adalah Adian Napitupulu.


Adian Napitupulu dulu dan kini

Adian Napitupulu dulu dan kini

Adian juga merupakan eks aktivis 98 yang menyuarakan tuntutan agar Soeharto mundur.

Adian berkisah, ribuan mahasiswa mengepung Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada 18 Mei 1998.

Menurut Adian, setidaknya ada 7.000 orang dalam aksi itu.

Jumlah itu terus bertambah, yang kemudian menjadikan mahasiswa berhasil masuk dan menguasai Gedung DPR/MPR.

Adian yang kala itu menjaga gerbang masuk, turut menyeleksi siapa-siapa saja mahasiswa yang bisa masuk.

Beberapa saat setelah memasuki Kompleks Parlemen, ribuan mahasiswa tersebut menghambur menuju air mancur di halaman DPR.

Adian yang saat itu masih berusia 27 tahun dan ribuan mahasiswa lainnya kemudian berkumpul di depan jajaran tiang bendera Kompleks Parlemen.

Spanduk bertuliskan "Bubarkan DPR/MPR" dan "Adili "Soeharto" dinaikkan di tiang bendera itu.

Namun, aksi menaikkan spanduk itu mendapat penentangan dari aparat yang menjaga aksi demonstrasi.

"Wah, itu dikokang semua senjata. Kami tiarap semua di situ. Banyak sekali aparatnya," kata Adian saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (18/5/2016).

Ancaman senjata tersebut, kata dia, adalah untuk meminta para mahasiswa segera menurunkan spanduk.

Negosiasi pun dilakukan antara perwakilan mahasiswa dan aparat.

Hingga akhirnya senjata aparat ditarik kembali, spanduk itu pun ikut diturunkan.

Adian menambahkan, situasi saat itu memang mencekam.

Aparat militer tersebar tiap sudut Jakarta.

Mereka tak beridentitas namun berbekal senjata yang siap mengancam siapa saja yang dianggap berulah.

"Lapis baja, mulai water cannon hingga panser meraung di jalanan. Sniper menunggu kampus-kampus yang akan bergerak," tutur Adian.

Kini, nasib Adian sama seperti tiga aktivis di atas: jadi anggota DPR.


Ia menjadi anggota DPR dari PDIP dapil Jawa Barat V sejak tahun 2014 dan duduk di Komisi VII DPR yang memiliki ruang lingkup tugas di bidang energi, riset dan teknologi, serta lingkungan hidup.

Dalam Pemilu 2019, Adian mencoba peruntungan tapi hanya meraih 80.228 suara, sangat jauh di bawah Fadli Zon.

Sama seperti Budiman Sudjatmiko, Adian gagal merasakan empuknya kursi DPR RI.

TRIO4D - BANDAR TOGEL  - BONAFIT - AMAN - TERPERCAYA

+ Bonus Deposit New Member 10%
+ Bonus Deposit 2%
+ Bonus Hadiah Hiburan 3D 4D Prize 2 & Prize 3
+ Bonus Referal 1 % ( Seumur Hidup )
+ Tersedia Lomba 3D & 2D Berhadiah Total 1 Juta Rupiah

Link Alternatif
💻 Versi PC
📱 Versi Android

0 comments:

Posting Komentar