BABE TB - Kepolisian Sektor Cilandak terus mengembangkan penyidikan kasus pemalsuan air minum kemasan galon merek Aqua. Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Cilandak, Inspektur Satu Wahidin, menduga Aqua palsu itu beredar luas. Apalagi pelaku berinisial G, yang memasok tutup galon atau segel dan tisu pembersih palsu, sampai saat ini masih jadi buron. “G ditengarai tidak hanya menyuplai tutup galon bekas yang telah diperbaiki kepada S (pelaku pemalsuan yang telah ditangkap),” tutur Wahidin kepada Tempo, di kantornya.
Polsek Cilandak membekuk empat pemalsu air galon Aqua berinisial S, 28 tahun, DP (20), TT (20), dan PWT (55) pada Senin lalu. Mereka ditangkap di Toko Jono, yang beralamat di Jalan Haji Gandun, Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Polisi memburu mereka setelah menerima laporan masyarakat.
Wahidin mengungkapkan, S biasanya memesan tutup galon dan tisu pembersih palsu ke G melalui rekannya, RD. RD, yang saat ini juga masih diburu, bersama S memalsukan Aqua galon sejak setahun lalu. Untuk menyamarkan pemalsuan itu, S dan RD yang dibantu DP, TT, dan PWT juga menjual air kemasan galon lain dengan perbandingan 25 persen air Aqua asli dan 75 persen palsu.
RD, kata Wahidin, biasanya berkomunikasi dengan G hanya saat memesan tutup galon dan tisu pembersih palsu. “Jika sepakat, mereka akan bertransaksi di sebuah tempat,” tuturnya. Dalam sehari, komplotan itu bisa memproduksi 300 galon air minum palsu. Aqua palsu itu kemudian mereka edarkan di beberapa toko kelontong di wilayah Ciputat, Pamulang (Tangerang Selatan), dan Lebak Bulus. Wahidin menegaskan, tidak ada keterlibatan orang dalam. Keterangan ini sekaligus meralat keterangan polisi sebelumnya yang menyatakan bahwa G merupakan pegawai Aqua.
Untuk mengecek kualitas Aqua palsu, kata Kepala Polsek Cilandak Komisaris Sujanto, polisi akan bekerja sama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan, Laboratorium Forensik Polri, serta Danone Indonesia selaku produsen Aqua. Dia menambahkan, sejauh ini kasus pemalsuan Aqua galon yang ditangani Polsek Cilandak tidak terkait dengan kasus pemalsuan Aqua di Ciputat, Tangerang Selatan, pada Juni 2016.
Nungki Nurcahyani, warga Pondok Cabe, Pamulang, Tangerang Selatan, tak menyadari selama setahun ini mengkonsumsi Aqua palsu. Perempuan 36 tahun itu baru curiga air minumnya bermasalah ketika melihat air di dalam galon tumpah meski segel masih tertutup rapat. “Rasa airnya juga aneh, seperti air mentah yang berjamur.” Kecurigaan Nungki bertambah karena Aqua palsu itu hanya dijual Rp 15 ribu per galon. Padahal harga satu galon Aqua rata-rata Rp 18 ribu.
Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, Sudaryatmo, menuturkan bahwa pasar air minum dalam kemasan di Jakarta cukup besar lantaran air tanah Jakarta tak layak konsumsi. Dia mengimbau masyarakat agar membeli air minum dalam kemasan di distributor resmi.
Pejabat Komunikasi Perusahaan Danone Indonesia, Arif Mujahidin, meminta masyarakat melaporkan dugaan pemalsuan produk lewat nomor layanan konsumen. Setiap pelapor akan dipandu untuk mengenali perbedaan fisik produk Aqua asli dengan yang palsu. "Ke depan, kami juga akan melakukan audit internal untuk mengawasi penggunaan segel," ujarnya.
Polsek Cilandak membekuk empat pemalsu air galon Aqua berinisial S, 28 tahun, DP (20), TT (20), dan PWT (55) pada Senin lalu. Mereka ditangkap di Toko Jono, yang beralamat di Jalan Haji Gandun, Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Polisi memburu mereka setelah menerima laporan masyarakat.
Wahidin mengungkapkan, S biasanya memesan tutup galon dan tisu pembersih palsu ke G melalui rekannya, RD. RD, yang saat ini juga masih diburu, bersama S memalsukan Aqua galon sejak setahun lalu. Untuk menyamarkan pemalsuan itu, S dan RD yang dibantu DP, TT, dan PWT juga menjual air kemasan galon lain dengan perbandingan 25 persen air Aqua asli dan 75 persen palsu.
RD, kata Wahidin, biasanya berkomunikasi dengan G hanya saat memesan tutup galon dan tisu pembersih palsu. “Jika sepakat, mereka akan bertransaksi di sebuah tempat,” tuturnya. Dalam sehari, komplotan itu bisa memproduksi 300 galon air minum palsu. Aqua palsu itu kemudian mereka edarkan di beberapa toko kelontong di wilayah Ciputat, Pamulang (Tangerang Selatan), dan Lebak Bulus. Wahidin menegaskan, tidak ada keterlibatan orang dalam. Keterangan ini sekaligus meralat keterangan polisi sebelumnya yang menyatakan bahwa G merupakan pegawai Aqua.
Untuk mengecek kualitas Aqua palsu, kata Kepala Polsek Cilandak Komisaris Sujanto, polisi akan bekerja sama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan, Laboratorium Forensik Polri, serta Danone Indonesia selaku produsen Aqua. Dia menambahkan, sejauh ini kasus pemalsuan Aqua galon yang ditangani Polsek Cilandak tidak terkait dengan kasus pemalsuan Aqua di Ciputat, Tangerang Selatan, pada Juni 2016.
Nungki Nurcahyani, warga Pondok Cabe, Pamulang, Tangerang Selatan, tak menyadari selama setahun ini mengkonsumsi Aqua palsu. Perempuan 36 tahun itu baru curiga air minumnya bermasalah ketika melihat air di dalam galon tumpah meski segel masih tertutup rapat. “Rasa airnya juga aneh, seperti air mentah yang berjamur.” Kecurigaan Nungki bertambah karena Aqua palsu itu hanya dijual Rp 15 ribu per galon. Padahal harga satu galon Aqua rata-rata Rp 18 ribu.
Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, Sudaryatmo, menuturkan bahwa pasar air minum dalam kemasan di Jakarta cukup besar lantaran air tanah Jakarta tak layak konsumsi. Dia mengimbau masyarakat agar membeli air minum dalam kemasan di distributor resmi.
Pejabat Komunikasi Perusahaan Danone Indonesia, Arif Mujahidin, meminta masyarakat melaporkan dugaan pemalsuan produk lewat nomor layanan konsumen. Setiap pelapor akan dipandu untuk mengenali perbedaan fisik produk Aqua asli dengan yang palsu. "Ke depan, kami juga akan melakukan audit internal untuk mengawasi penggunaan segel," ujarnya.
0 comments:
Posting Komentar